Memahami Tagihan Rekening Listrik PLN




SatuEnergi.com - Kadangkala pelanggan listrik tidak mengetahui mengenai tagihan dari rekening listrik yang harus dibayarkan. Pada dasarnya seorang pelanggan listrik membayar daya aktif atau daya terpakai yang digunakan selama sebulan. Dalam konsep daya, terdapat tiga jenis daya, daya aktip (active power), daya reactif (reactive power) dan daya total (apparent power).




Hubungan dari ketiga jenis daya ini dapat digambarkan dalam segitiga daya sebagai berikut:
Segitiga Daya
Daya Total (S) = V x I
Daya Reaktif (Q) = V x I x Sin (phi)
Daya aktif (P) = V x I x Cos (phi)

dimana V adalah tegangan input, I adalah arus input dan phi = beda fasa antara arus dan tegangan

Karena hanya daya aktif yang dibayar oleh pelanggan rumah tangga maka besarnya tagihan rekening listrik yang dibayar oleh konsumen tergantung kepada tegangan input dari PLN, besarnya arus yang ditarik oleh beban dan faktor daya beban tersebut. Tiga unsur inilah yang membentuk daya aktif dan yang dibayar oleh pelanggan.

Beban sendiri memiliki daya aktif yang konstan sehingga yang berubah adalah arus sesuai dengan faktor daya dari beban tersebut. Sebagai contoh pompa air memiliki faktor daya yang rendah karena merupakan beban induktif, kisarannya 0.65 s.d 0.85, sementara lampu pijar konvensional memiliki faktor daya yang tinggi mendekati nilai 1. Semakin tinggi faktor daya maka akan semakin tinggi arus yang ditarik.

Tagihan rekening listrik PLN adalah perkalian antara besarnya daya terpakai dikalikan dengan lamanya pemakaian. Sebagai contoh, daya yang dibutuhkan oleh sebuah pompa air adalah 0.6kW atau 600 watt. Pompa ini digunakan setiap pagi dan sore selama satu jam setiap kali pemakaian. Maka dalam sebulan pompa tersebut dipakai selama 2jamx30 = 60 jam/bulan. Maka energi yang harus dibayar untuk sebuah pompa dalam sebulan adalah 60 jam x 0.6 kWh = 36 kWh dikalikan dengan daya terpasang berlangganan dengan PLN. Misalnya berlangganan dengan PLN adalah 1300 VA, maka harga perkWh yang dibayar ke PLN berdasarkan Peraturan Menteri ESDM nomor 19 tahun 2014 pada Nopember 2014 adalah Rp1352 per kWh. Sehingga total tagihan rekening untuk satu pompa adalah = Rp1352/kwh x 36 kWh = Rp.48672.

Beban diatas hanya untuk satu pompa saja, jika dalam sebulan menggunakan lampu hemat energi sebanyak 5 buah dengan daya masing-masing 10 Watt dan dinyalakan 6 jam perhari atau 180 jam sebulan maka total energi terpakai adalah = 5 x 10 x 180 = 9000Watthour atau 9kWh, yang tagihannya adalah Rp1352/kwh x 9 kWh = Rp.12.168.


Beban tambahan lain misalnya kulkas yang bekerja 24 jam atau 720 jam sebulan dengan energi terpakai 17,28 kWH. Air Conditioner (AC) dengan kapasitas 1/2 pk atau sekitar 375Watt yang bekerja selama 6 jam perhari, maka energi terpakai adalah= 375 x 6 x 30 = 67.5 kWh. TV yang dinyalakan 12 jam perhari dengan daya 100 Watt, maka energi terpakai adalah = 100 x 12 x 30 = 36kWh. Setrika yang dengan daya 500Watt digunakan sejam sehari, maka energi terpakai sebulan adalah = 30 x 500 = 15kWh. Jika ditotalkan maka beban tambahan akan menggunakan energi sebulan adalah = 17,28 + 67,5 + 36 + 15 = 135.78 kWh. Tagihannya adalah Rp1352/kWhx 135.78kWh = Rp. 183574. Maka total tagihan bulanan adalah = Rp.48672+Rp12168+Rp183574 = Rp244.414.

Nah tagihan yang dibayarkan ke PLN masih dikalikan dengan pajak penerangan jalan dari Pemerintah daerah setempat, besarnya dari 2 s.d 10% dari tagihan listrik. Agar dicatat bahwa hitung-hitungan diatas adalah hitungan kasar hanya untuk menggambarkan bagaimana untuk mengetahui tagihan listrik yang dibebankan kepada konsumen. Perhitungan diatas sebenarnya masih kurang detail. Untuk lebih detail bisa dilakukan audit energi yang digunakan dirumah.

Sistem Prabayar

Harga daya yang dibayar untuk prabayar sebenarnya sama dengan sistem reguler dengan tagihan rekening listrik pasca bayar seperti diatas khususnya untuk daya terpasang 1300 VA keatas. Perbedaan tarif antara sistem prabayar dan reguler hanya terjadi untuk daya terpasang 220VA sampai dengan 900 VA.


BACA JUGA:

Comments