Nuklir Hijau Indonesia yang belum ada teknologinya


Jakarta - Indonesia kaya akan cadangan nuklir. Selain memiliki cadangan 70.000 ton uranium, Indonesia juga memiliki 210.000-280.000 ton thorium. Thorium alias 'nuklir hijau' ramah lingkungan merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sedang dilirik Indonesia. Namun, ada sejumlah tantangan dalam mengembangkan thorium.

Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Maritje Hutapea, mengungkapkan bahwa Indonesia belum menguasai teknologi untuk menggunakan thorium sebagai sumber energi. 

Saat ini, thorium juga masih dalam tahap pengkajian. Belum ada satu pun negara di dunia yang berhasil membuat teknologi untuk pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT).

"Untuk thorium, kita lagi membahas bagaimana teknologinya. Kalau nanti bisa terbukti memenuhi kriteria-kriteria kita, kita sangat welcome untuk membangun ini, tentu bisa membantu kita mengatasi krisis energi," kata Maritje dalam diskusi Towads Energy Transformation di Gedung Patra Jasa, Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Ia menambahkan, pemanfaatan thorium untuk energi masih membutuhkan waktu yang lama. Penelitian sudah dilakukan di berbagai negara, namun belum pernah ada negara yang secara penuh mengaplikasikan secara komersial."Masih banyak hal yang harus kita analisa, apakah bisa dikembangkan secara komersial," tutur Maritje.

Thorium juga tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar. Thorium membutuhkan uranium 235 agar dapat dikonversi menjadi uranium 232 dan siap digunakan sebagai sumber energi. Maka pengembangan thorium mau tak mau harus lebih dulu dimulai dengan pengembangan uranium.

Butuh dana besar juga untuk penelitian dan pengembangan thorium. Untuk pendataan potensi thorium saja dibutuhkan Rp 3 miliar per tahun. Lalu untuk penelitiannya dari awal hingga akhir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memperkirakan dana yang dibutuhkan mencapai US$ 299 juta atau Rp 3,9 triliun.

Meski begitu, penelitian dan pengembangan harus terus dilakukan karena thorium merupakan sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Hanya saja butuh waktu, komitmen, dan upaya keras (detik)

Comments