Kilang Mini Dinilai Mampu Kurangi Ketergantungan BBM Impor

Jakarta - Pengamat energi, Fahmi Radhi meminta pemerintah segera merealisasikan program pembangunan kilang minyak. Pembangunan kilang baru diyakini bisa mengurangi impor BBM nasional kedepannya.
Dijelaskan Fahmi, dengan pertumbuhan konsumsi BBM sebesar 5 persen per tahun, pada 2018 diperkirakan kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 77 juta kiloliter (kl). Tanpa pembangunan kilang baru, ketersediaan stok aman BBM di dalam negeri hanya sebesar 40 juta kiloliter.
"Pembangunan kilang tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat," kata Fahmi, di Jakarta, Jumat (5/2).
Menurutnya, Presiden Jokowi telah meneken Perpres Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak dalam Negeri, namun konsistensi pemerintah dalam program pembangunan kilang tetap harus diawasi.

Namun demikian, diakui, biaya pembangunan kilang cukup besar, yakni US$ 10 sempai12 miliar untuk kapasitas 300.000 barel per hari.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya bisa mendorong pembangunan kilang mini. Kilang jenis ini cukup dengan biaya pembangunan sebesar US$ 50 sampai 150 juta untuk kapasitas 6.000 sampai dengan 18.000 barel per hari.
Dengan membangun 10 kilang mini, bisa mendapatkan kapasitas hampir 100.000 sampai 200.000 barel per hari dengan biaya investasi yang jauh lebih rendah jika dihitung secara proporsional per barel-nya.
Melalui konsep kilang mini, alokasi crude dengan harga di mulut sumur akan menciptakan efisiensi dalam hal memangkas biaya transportasi.
Di satu sisi, pembangunan kilang mini pada lokasi-lokasi sumur minyak yang tersebar di berbagai daerah dapat menciptakan nilai tambah ekonomi untuk masyarakat sekitar.
"‎Dengan kilang mini, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri. Kedepannya pelan-pelan akan mengurangi impor BBM. Dengan demikian, subsidi BBM juga akan berkurang," ucapnya.
Agar investor tertarik membangun kilang mini, pemerintah bisa mempermudah dan memberikan insentif kepada investor. Apalagi jika ada investor yang telah berinisiatif membangun kilang mini dan sudah berjalan, maka pemerintah seharusnya mendukung agar konsep kilang mini dapat diimplementasikan lebih banyak lagi.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Hilir Ditjen Migas Kementerian ESDM, Setyo Rini Tri Hutami, menjelaskan, sa‎at ini Kementerian ESDM sedang menyiapkan Peraturan Menteri (Permen) sebagai payung hukum pembangunan kilang mini di beberapa daerah yang memiliki sumur minyak.
"Diharapkan tahun ini, proyek tersebut dapat ditawarkan kepada swasta maupun BUMN," kata Setyo Rini.
Saat ini pemerintah juga masih memetakan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Targetnya, kilang-kilang mini tersebut bisa dibangun di dekat sumur minyak.
D‎alam perkiraan awal, terdapat delapan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Apabila sudah terdeteksi kandungan minyaknya dan payung hukumnya sudah kuat maka Kementerian ESDM akan melelang proyek tersebut kepada swasta.
Rencana pemerintah, kilang mini diharapkan berkapasitas 6.000 hingga 20.000 barel per hari. Saat ini lokasi yang berpotensi untuk kilang mini seperti Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jambi dan Jawa Timur.
Sumber : Berita Satu



Comments